Belajar dari Chavez dan Venezuela
Abstraksi
"Sebagai sebuah kawasan dengan potensi kekayaan alam yang melimpah
Venezuela telah dilirik oleh negara-negara imperialis, pergumulannya
dalam sejarah menyebabkan ia harus mengalami situasi jatuh
bangun. Pada akhirnya, bangsa ini tak terhindarkan dari pertarungan
ideologi yang saling menegasi antara dua gagasan tak terdamaikan dimana
yang satu merupakan anti-tesa bagi yang lain, Neo Liberalisme Vs
Sosialisme.
Namun, setelah melalui proses dialektika
yang panjang, Vanuzuela telah menemukan jalannya dan berdiri di atas
praktek dan teori yang tepat yang tidak hanya menjadi mimpi buruk bagi
lawan akan tetapi turut mengantarkannya menuju puncak revolusi. tentu
saja fenomena ini merupakan capaian prestisius dimana justeru terjadi
di saat bangsa lain berkubang dalam degradasi tak berkesudahan, ia
merupakan satu dari segelintir negara yang berani melawan hegemony
sekaligus manivestasi konkrit dari kemenangan ploretar yang bangkit dari
ketertindasannya."
I. Minyak dan Politik Venezuela
Sejak minyak bumi mulai ditemukan secara komersial oleh Kolonel Edwin
L. Drake pada tahun 1859 di Titusville, negara bagian Pensylvania, peran
minyak bumi mulai menggeser batubara yang waktu itu masih sebagai
sumber energi utama. Sifatnya yang likuid, mudah diangkut dan dipipakan,
relatif lebih bersih dari batubara, dan lebih mudah disimpan serta
menghasilkan berbagai produk turunan yang serba guna, menjadikan minyak
bumi sebagai sumber energi paling strategis dalam tempo relatif singkat.
Jantung ekonomi dunia, terutama sektor industri manufaktur yang
berkembang pesat kala itu, sejak paruh ke dua abad 19 tersebut dipacu
oleh sumber energi hidrokarbon ini.
Ketergantungan
ekonomi-industri terhadap energi minyak bumi berlangsung sampai hari
ini, baik di negara berkembang maupun negara maju. Bagi negara maju,
meskipun minyak hanya menyumbang sebagian kecil GNP mereka, tetapi
minyak bumi merupakan faktor utama penggerak roda ekonomi-industri
mereka. praktis, minyak bumi bukan saja merupakan komoditas energi,
melainkan sudah menjadi komoditas politik dunia.
Venezuela merupakan negara pengekspor minyak dunia terbesar kelima
dengan cadangan minyak mentah dunia terbesar kedua bahkan diprediksikan
cadangan minyak yang terdapat di perut Venezuela adalah cadangan minyak
terbesar di dunia yang belum diekplorasi dan hampir 90% pendapatan
pemerintah berasal dari penjualan minyak.sejak minyak ditemukan di
negeri ini, proses perkembangan dan pembangunan yang dilaksanakan di
Venezuela senantiasa terkait erat dengan dinamika pengelolaan bisnis
minyaknya. Tidak mengherankan jika dinamika yang terjadi di sektor ini
mempengaruhi sejarah, ekonomi, politik dan budaya bekas jajahan spanyol
ini.
Periodeisasi eksplorasi berjalan beriringan
dengan politik dalam negeri venezuela itu sendiri, situasi tarik ulur
perminyakan internasional disisi lain turut mempengaruhi naik-turunnya
perekonomian dimana minyak merupakan sumber penghasilan utama Venezuela,
hal ini menyebabkan Venezuela mengalami ketidakpastian nasib sepanjang
abad 19 hingga abad 20.
Memasuki abad ke-19, Venezuela berada
di bawah kepemimpinan pemerintahan diktator militer. Barulah di abad
ke-20 Venezuela memasuki ranah demokrasi borjuis dan pergerakan
demokratik mulai memuncak di sekitar tahun 1950-an. Semangat demokrasi
borjuis sudah menjalar di Venezuela ketika itu, namun tetap saja
korupsi, birokratisasi, pelanggaran HAM tetap mewabah dan sulit untuk
dilenyapkan. Hal ini tentu saja berimbas buruk terhadap massa rakyat
Venezuela. Mereka hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.
Puncaknya, pukulan telak bagi massa rakyat terjadi pada tahun 1989
ketika presiden Venezuela, Carlos Andres Perez menjalin kerjasama dengan
International Monetary Fund (IMF). Kerjasama itu dilakukan dengan dalih
memajukan perekonomian Venezuela yang tidak stabil akibat korupsi dan
birokratisasi. Sejak itu reformasi ekonomi neoliberal mulai dijalankan.
Semua sektor-sektor perekonomian yang tadinya dikendalikan oleh negara
mulai diserahkan kepada swasta. Hasilnya, harga-harga naik tak
terkendali, sistem kerja kontrak mulai diterapkan, perusahaan-perusahaan
asing dibebaskan untuk membawa 100% keuntungan mereka ke negara
asalnya, pengangguran mencapai 14%, inflasi mencapai 80,7%, dan lebih
dari 80% massa rakyat Venezuela hidup dalam kemiskinan.
II. Hugo Chavez dan kebangkitan Rakyat
Revolusi bukanlah sebuah proses natural yang terjadi dengan hanya
berpangku tangan terhadap situasi penindasan yang terjadi. Dalam hal
ini, setidaknya ada tiga syarat dimana revolusi sosial menjadi sebuah
keniscayaan: situasi yang revolusioner, tokoh yang revolusioner serta
basis massa yang revolusioner. Pada paparan di atas cukup menggambarkan
betapa Venezuela tengah mengalami keterpurukan dimana mayoritas rakyat
harus menanggung penderitaan akibat regulasi pemerintah dan kesalahan
sistem yang diterapkan penguasa sebelumnya.
Sementara itu, peristiwa Caracazo memecah kesatuan di dalam angkatan
bersenjata. Para tentara yang diperintahkan untuk menembaki rakyat
jelata mulai mempertanyakan pemerintahan mereka. Inilah yang menjadi
alasan dari kudeta militer yang dilakukan oleh Chavez dan kawan-kawannya
di dalam angkatan bersenjata 3 tahun kemudian setelah kerusuhan 1989.
Terinspirasi oleh Simon Bolivar, seorang tokoh pembebasan yang
memperjuangkan kemerdekaan Venezuela dari penjajahan Spanyol dan
menyatukan Amerika Latin, sebuah kelompok perwira junior yang berpangkat
Kapten membentuk Pergerakan Revolusioner Bolivarian 200, atau MBR-200.
Kelompok ini terdiri dari Felipe Acosta Carlos, Jesus Urdaneta
Hernandez, Rafael Baduel dan Hugo Chavez Frias. Mereka berkomitmen
membentuk gerakan revolusioner untuk membebaskan Venezuela dari belenggu
penindasan. pada tahun 1992, kelompok ini melakukan percobaan kudeta
yang pada akhirnya mengalami kegagalan karena tidak didukung kekuatan
cukup sekaligus merupakan sebuah kesalahan bagi Chavez dan kelompoknya.
Dari sini, kita dapat melihat bahwa kudeta militer bisa dikatakan sebuah
aksi nekad karena tidak melibatkan "restu" rakyat, namun apa yang
dilakukan Chavez dengan meminta untuk menyampaikan pesan terhadap rakyat
via TV nasional sebelum mendekam di tahanan, telah membuatnya dikenal
sebagai sosok pejuang dan berhasil mendapat simpati rakyat di kemudian
hari.
Setelah pada tahun 1994 dinyatakan bebas dari
tahanan, Chavez bersama MBR-200 mulai bergerak ke pelosok-pelosok negeri
untuk menghimpun kekuatan rakyat dengan membentuk komite-komite
Bolivarian dan menyerukan pembentukan Majelis Konstituante. Bersama
gerakannya, Chavez melakukan program-program yang tersusun secara
sistematis untuk mengetahui harapan dan keinginan massa rakyat, serta
melakukan kerja-kerja nyata untuk mengubah kondisi. Rangkaian ini
direspon antusias oleh massa rakyat, berdasarkan survey pada tahun 1997,
70% rakyat Venezuela menginginkan Chavez untuk maju sebagai kandidat
presiden.
Di tahun 1997, MBR-200 memutuskan untuk
maju dalam Pemilu 1998. Sebagai kendaraan politik, di tahun yang sama
mereka membentuk partai baru yang dinamakan Pergerakan Republik Kelima
(Movimiento V [Quinta] República, MVR). Partai ini mengusung ideologi
Bolivarianisme, sebuah ide populis pro-rakyat miskin dengan figur Simon
Bolivar, sang pembebas Amerika Latin. Dengan mengangkat isu anti
kemiskinan dan anti korupsi, Chavez mampu meraih 56% suara dan
memenangkan Pemilu 1998. Kemenangan ini disambut dengan suka cita oleh
rakyat miskin Venezuela.
III. Chavez: Pemerintahan Revolusioner dan Regulasi Pro Rakyat
Terpilihnya Hugo Chavez Frias pada 6 Desember 1998 telah mengubah
lanskap politik Venezuela ke jalur yang benar. Sejak awal Chavez
menegaskan bahwa model pembangunan yang akan diterapkan di Venezuela
adalah model yang sama sekali bertolak belakang dengan model pembangunan
neoliberal yang bertumpu pada kompetisi dan menempatkan massa rakyat
sebagai objek pasar.
Selanjutnya, kebijakan Chavez
juga mengarah pada pemerataan ekonomi untuk seluruh rakyat Venezuela dan
menentang imprealisme negara-negara maju, khususnya Amerika Serikat.
Serta menghapus intervensi dan dikte Amerika Serikat dengan membangun
kemandirian nasional pada arah pembangunannya. Dan pada tahun 2004,
untuk mempertegas posisinya Chavez mulai menyerukan platform yang ia
sebut sebagai model Sosialisme Abad 21 yang intinya menolak tegas sistem
kapitalisme dan imperialisme. Setidaknya, ada dua model kebijakan
penting yng diambil pemerintahan Chavez dimana kebijakan ini mendorong
perubahan signifikan dan pemberdayaan masyarakat sipil:
1. Reformasi Konstitusi
Platform yang diajukan Chavez ini tentu bukan retorika politik semata
yang digunakan untuk meraup suara maksimal selama masa pemilihan umum.
Namun lebih dari itu, model Sosialisme Abad 21 ini kemudian menghasilkan
sebuah konstitusi yang digunakan sebagai rujukan untuk menentukan
kebijakan ekonomi politik di berbagai sektor dan konstitusi ini diproses
tidak secara elitis yang hanya melibatkan segelintir elit politik saja,
namun melalui referendum, pemungutan pendapat rakyat secara nasional.
50% isi dari konstitusi ditulis sendiri oleh rakyat-lewat surat-surat
dan jajak pendapat mengenai apa yang dibutuhkan rakyat. Konstitusi ini
memenangkan 70% suara dalam referendum, mencakup hak-hak dasar
demokratik, sosial dan hak-hak azasi manusia lainnya yang sangat luas
diatas batas-batas demokrasi parlementer yang dangkal. Dan yang
terpenting konstitusi ini sangat dihargai oleh rakyat karena mereka ikut
dilibatkan dalam proses pembuatannya dan konstitusi ini juga secara
substansial diabdikan untuk kepentingan rakyat secara menyeluruh.
Konstitusi ini diberi nama Konstitusi Republik Bolivarian Kelima.
Untuk menterjemahkan konstitusi ini secara kongkret, pemerintahan
Chavez kemudian menjalankan berbagai mission yang merupakan
program-program social di berbagai sektor, seperti; Mission Bario
Adentro I dan II, yaitu pembangunan sistem kesehatan gratis yang massif,
Mission Vuelvan Caras, sebuah program sosial yang memberikan $600 juta
kredit bagi petani kecil tak bertanah dan bertanah kecil serta subsidi
untuk membeli benih kentang, Mission Mercal, yaitu membuka pasar makanan
alternatif untuk rakyat miskin yang jauh lebih murah. Mission
Identidad, sebuah program pembuatan tanda identitas (cedullas) gratis
bagi mereka yang sudah tinggal di Venezuela 20-30 tahun namun tak
memperoleh hak perlindungan sebagai warga Negara, Mission Ribas, sebuah
program untuk menyekolahkan orang-orang yang drop out SLTA, Mission
Sucre, yaitu program yang memberi beasiswa untuk orang miskin masuk ke
Perguruan Tinggi dan secara simultan juga membangun 200 Universitas
Simon Bolivar di kota-kota. Dan Mission Ciencia (science), dengan
program yang sedang berjalan antara lain: penyediaan perangkat lunak
gratis, dan komputerisasi tingkat dasar di seluruh sekolah.
2. Kebijakan di Sektor Industri Minyak
Nampaknya Chavez tahu betul dengan potensi minyak yang terkandung dalam
perut bumi Venezuela, hal inilah mengapa perubahan konstitusional
sebagaimana dirancang Chavez menjadi signifikan dimana kemudian menjadi
landasan dalam pengambilan kebijakan. Sebuah survei geologi yang dirilis
oleh Amerika Serikat menyebutkan bahwa cadangan minyak di Orinoco 513
milyar barel. Bahkan estimasi jumlah cadangan minyak ini
dianggapmelebihi cadangan minyak yang dimiliki oleh Kanada dan Saudi
Arabia. Menurut Chavez, jumlah cadangan minyak yang sebesar itu maka
Venezuela tetap akan bisa menyuling minyak hingga 200 tahun kedepan.
Fakta ini tentu menggiurkan bagi perusahaan-perusahaan asing sehingga
mau tidak mau mereka harus menerima syarat yang diberikan oleh
pemerintahan Chavez, minus Exxon Mobil yang kemudian membawa kasus ini
ke Royal Court of Justice di London pada pertengahan Maret 2008 yang
kemudian dimenangkan oleh PDVSA.
Sejak sistem
renegosiasi diberlakukan dan negara mendapatkan keuntungan yang
maksimal, PDVSA telah mengalirkan keuntungan tersebut untuk kepentingan
masyarakat bawah. Pada tahun 2004, Venezuela mengeluarkan 3.7 dari 6.5
milyar hasil keuntungan minyak untuk misi-misisosial, dan untuk tahun
2005-2012 telah dianggarkan sekitar 10 milyar per tahun. Pada tahun
2007, PDVSA sendiri mengalirkan dana sebesar 14.4 milyar untuk program
sosial. Dana yang dialirkan untuk kepentingan sosial ini sangat
berpengaruh dalam proses penurunan angka kemiskinan dan ketidakadilan,
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, berkembang
pesatnya sektor pendidikan dan upaya memerangi buta huruf, subsidi
program pangan bagi masyarakat miskin. Dan yang penting untuk
diperhatikan bahwa meskipun keuntungan tetap menjadi priorotas, namun di
Venezuela logika "keuntungan" telah mengalami pergeseran makna;
keuntungan,kompetisis dan berbagai logika yang dibangun oleh sistem
kapitalisme neoliberal telah berganti dengan logika kerjasama dan
solidaritas. Dan hal inilah yang begitu membedakan arah kebijakan
energi Venezuela dan cita-cita Revolusi Bolivarian dengan
prinsip-prinsip tradisional kapitalisme neoliberal dan praktek kebijakan
dari Utara. Melalui program seperti PetroCaribe and PetroAmerica,
Venezuela menyediakan subsidi minyak bagi negara-negara miskin di
kawasan Amerika Latin. Melalui perdagangan minyak, Venezuela juga
membangun kerjasama perdagangan yang berbasis pada keadilan; Venezuela
"menukarkan" minyak untuk mendapatkan jasa dokter berkualitas dari Kuba,
atau untuk kebutuhan pangan dan berbagai kebutuhan lainnya dengan
Argentina, Brazil dan Uruguay.
Singkatnya, rentetan
kebijakan populis ala Chavez dan seluruh gerak simultan revolusi telah
mengantarkan Venezuela pada harga diri dan kemerdekaan sejati, sebuah
capaian yang diraih melalui perjuangan panjang serta kaya akan nilai dan
layak ditiru oleh dimanapun negara di dunia yang dijadikan objek Neo
liberalisme berkedok globalisasi.
Ketua Departemen Research dan Program Garda Suci Merah Putih (www.gardasuci.org)
Daftar Bacaan
http://bapakmaha.blogspot.com/2011/01/renegosiasi-industri-minyak-di.html
http://politik.kompasiana.com/2010/09/22/minyak-dan-as-265636.html
http://p2ip.wordpress.com/2012/02/27/uu-222001-tentang-minyak-dan-gas-bumi/
http://amerikalatin.blogspot.com/2007/12/apa-sesungguhnya-isi-reformasi.html
http://infoindonesia.wordpress.com/2012/10/03/daftar-negara-yang-nasionalisasi-perusahaan-minyak-asing/
http://bapakmaha.blogspot.com/2011/01/renegosiasi-industri-minyak-di.html
By : @HTO17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar